Bahaya Pakan Murah untuk Kesehatan dan Bobot Sapi

Pakan menjadi faktor terpenting dalam produktivitas sapi, baik untuk usaha penggemukan maupun peternakan rakyat. Sapi membutuhkan nutrisi lengkap agar bisa tumbuh optimal, memiliki kesehatan yang stabil, dan menghasilkan bobot yang menguntungkan secara ekonomi. Namun, banyak peternak masih menggunakan pakan seadanya: hijauan berkualitas rendah, limbah pertanian yang tidak diproses dengan benar, atau konsentrat murah yang tidak memenuhi standar nutrisi.
Di lapangan, penggunaan pakan tidak berkualitas mungkin terlihat “hemat” pada awalnya. Sayangnya, efek jangka panjangnya dapat merugikan secara kesehatan, produktivitas, dan ekonomi. Sapi yang mengonsumsi pakan buruk cenderung lebih mudah sakit, pertumbuhannya lambat, biaya perawatan meningkat, dan performa keseluruhan menurun. Bagi perusahaan peternakan, kesalahan ini bisa berdampak besar pada efisiensi operasional dan profitabilitas.
Artikel ini mengulas secara lengkap apa yang terjadi ketika sapi mendapatkan pakan tidak berkualitas, mulai dari ciri-cirinya, dampak kesehatan, kerugian ekonomi, hingga cara menghindarinya.
Ciri Pakan Tidak Berkualitas
Peternak sering kesulitan membedakan mana pakan yang layak dan mana yang berpotensi merusak kesehatan sapi. Berikut ciri-ciri yang perlu diwaspadai:
1. Warna pakan kusam atau berubah
Hijauan yang bagus memiliki warna hijau segar. Jika warnanya terlalu kecokelatan, menghitam, atau berbau menyengat, berarti proses penyimpanan tidak baik atau bahan sudah terkontaminasi jamur.
Silase yang berkualitas tinggi biasanya berwarna kehijauan sampai kekuningan dengan aroma manis asam. Silase busuk akan tampak gelap dan berbau menyengat.
2. Tekstur terlalu kering atau terlalu basah
Pakan yang terlalu kering kehilangan nutrisi penting, sedangkan pakan terlalu basah mudah ditumbuhi jamur dan bakteri patogen. Tekstur yang tidak ideal biasanya berasal dari cara penyimpanan yang tidak tepat.
3. Adanya jamur, lendir, atau serangga
Pakan berjamur atau berlendir tidak hanya menurunkan nutrisi, tetapi juga bisa menghasilkan mikotoksin berbahaya. Mikotoksin inilah yang sering menyebabkan keracunan, penurunan nafsu makan, dan gangguan reproduksi.
4. Bau tidak normal
Pakan layak konsumsi memiliki aroma khas: segar, manis, atau sedikit asam (untuk silase). Pakan tidak berkualitas biasanya berbau tanah, busuk, amonia, atau asam tajam.
5. Komposisi nutrisi tidak seimbang
Pakan dengan kadar serat kasar terlalu tinggi, protein rendah, atau energi tidak cukup akan menghambat pertumbuhan sapi. Konsentrat murahan biasanya memakai bahan pengisi berkualitas rendah seperti dedak sangat kasar atau limbah agroindustri yang tidak diproses benar.
6. Pakan mudah hancur dan banyak debu
Pakan dalam bentuk pellet atau konsentrat yang rapuh menandakan proses produksi kurang baik. Debu juga bisa mengiritasi saluran pernapasan sapi.
Jika beberapa ciri di atas muncul, pakan tersebut tidak layak diberikan secara rutin dan harus segera diganti.
Dampak Kesehatan & Berat Badan
Pakan yang tidak berkualitas tidak hanya menurunkan performa sapi; efeknya bisa sangat serius. Berikut dampak yang paling umum dan sering terjadi di banyak peternakan:
1. Penurunan nafsu makan
Sapi sangat sensitif terhadap aroma dan kualitas pakan. Ketika pakan tidak segar atau terkontaminasi, sapi langsung mengurangi konsumsi. Nafsu makan yang turun selama 2–3 hari saja sudah cukup untuk menurunkan bobot badan secara signifikan.
2. Pertumbuhan lambat atau stagnan
Untuk sapi potong, target pertambahan berat harian (ADG) ideal berada di kisaran 0,8–1,2 kg/hari. Dengan pakan buruk, ADG bisa turun drastis menjadi 0,2–0,3 kg/hari. Hasilnya, periode penggemukan menjadi jauh lebih lama dan biaya operasional meningkat.
3. Gangguan pencernaan
Pakan tidak berkualitas dapat memicu masalah serius seperti:
- kembung (bloat)
- diare
- gangguan rumen
- asidosis
- indigesti akut
Masalah pencernaan inilah yang paling sering mengurangi performa sapi.
4. Keracunan mikotoksin
Jamur pada pakan menghasilkan aflatoksin dan fumonisin. Efeknya meliputi:
- kerusakan hati
- gangguan sistem imun
- penurunan produksi susu
- penurunan fertilitas
- pertumbuhan yang sangat lambat
Pada kasus ekstrem, keracunan ini menyebabkan kematian.
5. Penurunan fungsi imun
Sapi yang tidak mendapat nutrisi cukup mudah terserang:
- infeksi bakteri
- pneumonia
- penyakit kulit
- penyakit metabolik
Biaya pengobatan biasanya meningkat karena sapi membutuhkan antibiotik, vitamin tambahan, dan monitoring intensif.
6. Gangguan reproduksi
Pakan berkualitas buruk memengaruhi hormon reproduksi. Akibatnya:
- betina sulit bunting
- jarak beranak lebih panjang
- birahi tidak terdeteksi
- pejantan kehilangan libido
Dalam peternakan besar, gangguan reproduksi berarti kerugian langsung terhadap produktivitas jangka panjang.
7. Penurunan kualitas daging
Sapi yang tidak mendapatkan energi dan protein yang cukup tidak mampu membentuk otot dan lemak yang proporsional. Kualitas daging menurun, tampak lebih pucat, kurang juicy, dan memiliki tekstur lebih keras.
8. Peningkatan mortalitas
Pada kondisi ekstrem—misalnya saat pakan terkontaminasi mikotoksin tinggi atau fermentasi gagal—sapi bisa mati mendadak. Kerugian seperti ini paling sulit dipulihkan.
Risiko Ekonomi
Dampak ekonomi dari pakan tidak berkualitas jauh lebih besar dibanding selisih harga pakan itu sendiri. Inilah alasan banyak perusahaan peternakan akhirnya menerapkan standar kualitas pakan yang ketat.
1. Penggemukan lebih lama
Jika target panen mundur 1–2 bulan karena pertumbuhan lambat, biaya pakan harian, tenaga kerja, dan manajemen kandang otomatis meningkat. Hal ini sangat memengaruhi margin keuntungan.
2. Bobot panen lebih rendah
Selisih 20–40 kg per ekor saja dapat menurunkan pendapatan secara signifikan, terutama jika skala populasi ternak besar.
3. Biaya pengobatan meningkat
Sapi yang sakit menghabiskan biaya:
- vitamin tambahan
- antibiotik
- elektrolit
- tenaga medis
- waktu penanganan
Jika penyakitnya menular, biaya meningkat berkali-kali lipat.
4. Tingkat mortalitas meningkat
Kematian sapi berarti kerugian 100% pada investasi pembelian bakalan. Satu ekor sapi yang mati bisa bikin rugi lebih dari 15–25 juta rupiah tergantung jenis dan bobotnya.
5. Produktivitas tenaga kerja menurun
Karyawan harus menghabiskan waktu lebih banyak untuk menangani sapi sakit, membersihkan kandang, atau mengatur ulang pemberian pakan.
6. Reputasi bisnis terganggu
Perusahaan penggemukan yang konsisten menghasilkan daging berkualitas rendah akan sulit mendapatkan kontrak dari jaringan supermarket atau distributor premium.
7. Efisiensi pakan (FCR) memburuk
Feed Conversion Ratio (FCR) yang buruk berarti pakan lebih banyak terbuang tanpa menjadi daging. Ini adalah kerugian paling umum namun sering tidak disadari peternak kecil.
Cara Menghindari Pakan Buruk
Menghindari pakan tidak berkualitas jauh lebih murah daripada memperbaiki dampaknya. Berikut langkah yang bisa diterapkan untuk memastikan kualitas pakan tetap optimal:
1. Periksa bahan pakan sebelum digunakan
Pastikan warna, aroma, dan tekstur pakan normal. Jika menemukan tanda jamur, buang atau pisahkan segera.
2. Gunakan bahan lokal yang berkualitas
Indonesia memiliki banyak sumber bahan pakan lokal dengan nutrisi baik seperti:
- indigofera
- gamal
- odot
- kaliandra
- AMP (ampas tahu, ampas singkong)
- ONGGOK fermentasi
Dengan pengolahan yang benar, bahan lokal dapat menggantikan pakan impor yang mahal.
3. Lakukan fermentasi untuk meningkatkan kualitas
Fermentasi dengan bakteri baik dapat:
- meningkatkan protein
- menurunkan serat kasar
- membuat pakan lebih mudah dicerna
- memperpanjang umur simpan
Silase jagung, silase rumput, dan fermentasi dedak banyak digunakan peternak modern.
4. Simpan pakan dalam kondisi kering & berventilasi
Kelembapan tinggi memicu jamur dan bakteri patogen. Pakan harus disimpan di ruangan tertutup, kering, dan diberi pallet agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai.
5. Beli konsentrat dari produsen tepercaya
Konsentrat berkualitas harus memiliki:
- label komposisi nutrisi
- tanggal produksi
- aroma segar
- tekstur solid dan tidak berdebu
Jika memungkinkan, lakukan pengujian laboratorium pada sampel.
6. Gunakan aditif pakan bila perlu
Aditif seperti probiotik, mineral premix, atau toxin binder dapat meningkatkan kesehatan rumen dan mengurangi risiko keracunan mikotoksin.
7. Monitoring berkala terhadap performa sapi
Setiap 14 hari, lakukan penimbangan bobot. Penurunan ADG adalah alarm bahwa pakan perlu diperiksa ulang.
8. Latih tim kandang dalam penanganan pakan
Kurangnya pengetahuan karyawan sering menjadi penyebab kerusakan pakan. Pelatihan berkala dapat memperbaiki SOP.
Penutup
Pakan adalah kunci utama keberhasilan usaha peternakan sapi. Ketika sapi diberi pakan tidak berkualitas, kerugiannya tidak hanya muncul pada bobot tubuh yang rendah, tetapi juga kesehatan yang memburuk, biaya pengobatan yang meningkat, tingginya risiko kematian, dan menurunnya margin keuntungan. Peternak dan perusahaan harus memahami tanda-tanda pakan buruk dan menerapkan langkah pencegahan mulai dari seleksi bahan, penyimpanan, fermentasi, hingga monitoring performa.
Dengan manajemen pakan yang tepat, peternak dapat meningkatkan produktivitas sapi, menjaga kesehatan ternak, serta memaksimalkan keuntungan usaha secara jangka panjang.
Tingkatkan produktivitas dan efisiensi peternakan Anda dengan mengikuti pelatihan profesional yang relevan dengan topik ini. Pelajari teknik terbaru, formulasi pakan terbaik, serta strategi modern langsung dari para ahli. Klik tautan ini untuk melihat jadwal terbaru dan penawaran spesial.
Referensi
- Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Standar Nasional Pakan Ternak Ruminansia. Kementerian Pertanian RI, 2022.
- Balai Penelitian Ternak (Balitnak). Nilai Nutrisi Bahan Pakan Indonesia. Bogor, 2021.
- FAO. Feed Quality and Safety for Ruminants. 2020.
- Asian-Australasian Journal of Animal Sciences. Effects of Low-Quality Feed on Cattle Performance (2020).
- IPB University – Fakultas Peternakan. Teknologi Fermentasi Pakan Lokal untuk Meningkatkan Produktivitas Sapi. 2021.
